 |
Menaklukkan Ular Berbisa Di Gua Petapa Uruvela Kassapa |
45
Tahun Membabarkan Dhamma
Setelah
Sang Bhagava mengutus keenam puluh siswaNya, Beliau sendiri tetap melanjutkan
pembabaran Dhamma tanpa kenal lelah selama empat puluh lima tahun. Selama dua
puluh tahun pertama masa pembabaran Dhamma ini, Sang Bhagava melewatkan masa
berdiam musim hujan di berbagai tempat. Namun, selama dua puluh lima tahun
terakhir, Ia melewatkan sebagian besar masa berdiam-Nya di Savatthi. Berikut
adalah kronologi pembabaran Dhamma oleh Buddha selama empat puluh lima tahun.
 |
Pentahbisan Uruvela Kassapa |
Tahun
Pertama (588 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Migadaya
(Taman Rusa), Isipatana, di dekat Baranasi.
 |
Nandi Dan Gaya Kassapa Melihat Perlengkapan Petapa Yang Mengapung Di Sungai |
Peristiwa
utama:
Buddha
membabarkan sutta pertama Dhammacakkappavattana Sutta, Anattalakkhana Sutta,
dan Adittapariyaya Sutta; mengalihyakinkan kelima petapa (Pancavaggiya);
mendirikan Persamuhan (Sangha) Bhikkhu dan Tiga Pernaungan (Tisarana);
mengalihyakinkan Yasa dan kelima puluh empat sahabatnya; mengutus para
misionari pertama; mengalihyakinkan ketiga puluh pangeran Bhaddavaggiya
mengalihyakinkan ketiga Kassapa bersaudara beserta seribu orang pengikut
mereka.
Tahun
Kedua Sampai Keempat (587 - 585 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Veluvanarama
(Vihara Hutan Bambu), di dekat Rajagaha.
 |
Bertemu kembali dengan Raja Bimbisara |
Peristiwa
utama:
Buddha
memenuhi janji kepada Raja Bimbisara; menerima Vihara Veluvana sebagai
pemberian dana; menyabdakan Ovada Patimokkha; menunjuk Sariputta dan Moggallana
sebagai siswa bhikkhu utama (agga savaka); mengunjungi Kapilavatthu;
mempertunjukkan mukjizat ganda (yamaka patihariya); menahbiskan Pangeran Rahula
dan Pangeran Nanda; mengukuhkan Raja Suddhodana, Ratu Mahapajapati Gotami,
serta Yasodhara ke dalam arus kesucian; menahbiskan keenam pangeran Sakya;
bertemu dengan Anathapindika; menerima Vihara Jetavana sebagai pemberian dana;
bertemu dengan Raja Pasenadi dari Kosala, mendamaikan sengketa antara suku
Sakya dan Koliya; membabarkan Mahasamaya Sutta.
 |
Raja Suddhodana Mengundang Sang Buddha |
Tahun
Kelima (584 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Kutagarasala
(Balairung Puncak), Mahavana, di dekat Vesali.
Peristiwa
utama:
Wafatnya
Raja Suddhodana; Sang Bhagava mengizinkan Ratu Mahapajapati Gotami bersama
kelima ratus putri untuk menjadi bhikkhuni; mendirikan Sangha Bhikkhuni;
membabarkan Dakkhinavibanga Sutta.
 |
Putri Yasodhara Bersujud pada Buddha |
Tahun
Keenam (583 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Mankulapabbata
(Bukit Mankula), di dekat Kosambi.
Peristiwa
utama:
Ratu
Khema menjadi bhikkhuni dan kemudian ditunjuk sebagai salah satu dari kedua
siswi bhikkhuni utama dengan Uppalavanna; Sang Bhagava melarang mempertunjukkan
mukjizat demi keuntungan pribadi dan harga diri mereka sendiri; melakukan
mukjizat ganda.
Tahun
Ketujuh (582 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Surga
Tavatimsa.
Peristiwa
utama:
Buddha
melakukan mukjizat; membabarkan Abhidhamma di Surga Tavatimsa; Sang Bhagava
difitnah oleh Cincamanavika.
Tahun
Kedelapan (581 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Bhesakalavana
(Hutan Bhesakala), di dekat Surmsumaragiri, Distrik Bhagga.
Peristiwa
utama:
Pangeran
Bodhirajakumara mengundang Sang Bhagava ke Kokanada, istana barunya, untuk
menerima dana makanan; Sang Bhagava membabarkan Punnovada Sutta; Punna
mengunjungi Sunaparanta.
Tahun
Kesembilan (580 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Ghositarãma
(Wihar2 Ghosita), Kosambi.
Peristiwa
utama:
Magandiya
membalas dendam; sengketa para bhikkhu di Kosambi.
Tahun
kesepuluh (579 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Hutan
Rakkhita, di dekat Desa Parileyyaka.
Peristiwa
utama:
Karena
terjadi sengketa yang berkepanjangan di antara para bhikkhu di Kosambi, Sang
Bhagava akhirnya menyendiri di Hutan Rakkhita, di dekat Desa Parileyyaka,
ditemani oleh gajah Parileyyaka. Pada penghujung kediaman musim hujan tersebut
Ananda, atas nama para warga Savatthi, mengundang Sang Bhagava untuk kembali ke
Savatthi. Para bhikkhu Kosambi yang bersengketa tersebut kemudian memohon maaf
kepada Sang Bhagava dan kemudian menyelesaikan sengketa mereka.
Tahun Kesebelas (578 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Dakkhinagiri,
desa tempat tinggal Brahmin Ekanala.
Peristiwa
utama:
Buddha
mengalihyakinkan Brahmin Kasi Bharadvaja; menuju ke Kammasadamma di Negeri Kuru
serta membabarkan Mahasatipatthana Sutta dan Mahanidana Sutta.
Tahun
Kedua Belas (577 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Veranja.
Peristiwa
utama:
Sang
Bhagava memenuhi undangan seorang brahmin di Veranja untuk melewatkan kediaman
musim hujan sana. Sayangnya, waktu itu terjadi bencana kelaparan di sana.
Akibatnya, Sang Bhagava dan para siswa-Nya hanya memperoleh makanan mentah yang
biasanya diberikan kepada kuda yang dipersembahkan oleh sekelompok pedagang
kuda.
Tahun
Ketiga Belas (576 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Caliyapabbata
(Batu Cadas Caliya).
Peristiwa
utama:
Setelah
melewati kediaman musim hujan, Sang Bhagava menuju ke Bhaddiya untuk
mengalihyakinkan sang hartawan Mendaka beserta istrinya yaitu Candapaduma,
putranya yaitu Dhananjaya, menantunya yaitu Sumanadevi, pembantunya yaitu
Punna, serta Visakha – cucu putrinya yang berumur tujuh tahun; mengalihyakinkan
Siha, seorang panglima di Vesali yang sekaligus merupakan pengikut Nigantha
Nataputta; membabarkan Maha Rahulovada Sutta.
 |
Putri Yasodhara bersama Pangeran Rahula |
Tahun
Keempat Belas (575 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Vihara
Jetavana, Savatthi.
 |
Pangeran Rahula Meminta Warisannya |
Peristiwa
utama:
Rahula,
putra dari Pangeran Siddhattha yang kini menjadi Buddha, menerima penahbisan
lanjut; Sang Bhagava membabarkan Cula Rahulovada Sutta, Vammika Sutta, dan
Suciloma Sutta.
Tahun
Kelima Belas (574 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Nigrodharama
Nigrodha (Taman Nigrodha), Kapilavatthu.
Peristiwa
utama:
Wafatnya
Raja Suppabuddha, ayah-mertua Pangeran Siddhattha (Sang Buddha).
Tahun
Keenam Belas (573 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Kota
Alavi.
Peristiwa
utama:
Sang
Bhagava mengalihyakinkan Yaksa Alavaka.
Tahun
Ketujuh Belas (572 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Veluvanarama,
Kalandakanivapa (suaka alam tempat memberi makan tupai hitam), di dekat
Rajagaha.
Peristiwa
utama:
Buddha
membabarkan Singalovada Sutta kepada perumah tangga muda Singalaka.
Tahun
Kedelapan Belas Sampai Kesembilan Belas (571 - 570 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Caliyapabbata
(Batu Cadas Caliya).
Peristiwa
utama:
Sang
Bhagava memberikan khotbah kepada seorang gadis penenun beserta ayahnya; Sang
Bhagava mengalihyakinkan Kukkutamitta, sang pemburu dan keluarganya.
Tahun
Kedua Puluh (569 S.M)
Tempat
kediaman musint hujan:
Veluvanarama,
di dekat Rajagaha.
Peristiwa
utama:
Buddha
menetapkan aturan-aturan Parajika; menunjuk Ananda sebagai pengiring tetap;
pertemuan pertama dengan Jivaka; mengalihyakinkan Angulimala; Sang Bhagava
dituduh atas pembunuhan Sundari; meluruskan pandangan salah Brahma Baka;
menundukkan Nandopananda.
Tahun
Kedua Puluh Satu Sampai Keempat Puluh Empat (568-545 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Vihara
Jetavana dan Vihan Pubbarama, Savatthi.
|
Anathapindika Menutupi Taman Jeta Dengan Koin Emas
|
Peristiwa
utama:
Kisah
mengenai Raja Pukkusati; Sang Bhagava membabarkan Ambattha Sutta; penyerahan
Vihara Pubbarama sebagai dana; wafatnya Raja Bimbisara; Bhikkhu Devadatta
berusaha membunuh Sang Bhagava; menjinakkan Gajah Nalagiri; Bhikkhu Devadatta
menciptakan perpecahan di dalam Sangha; meninggalnya Bhikkhu Devadatta;
mengalihyakinkan Raja Ajatasattu; wafatnya Raja Pasenadi dari Kosala;
membabarkan Sakka Pañha Sutta.
Tahun
Keempat Puluh Lima (543 S.M)
Tempat
kediaman musim hujan:
Beluvagamaka,
di dekat Vesa1i.
Peristiwa
utama:
Buddha
mengalihyakinkan Upali, siswa utama Nigantha Nataputta; membabarkan ketujuh
kondisi kesejahteraan bagi para penguasa dunia dan para bhikkhu; menyampaikan
ceramah Cermin Dhamma; menerima hutan mangga dan Ambapali sebagai persembahan
dana; wafatnya Sariputta dan Moggallana; membabarkan Empat Narasumber Utama
(Mahapadesa); menyantap sukaramaddava; menerima petapa kelana Subhadda sebagai
siswa terakhir; Sang Bhagava mencapai Mahaparinibbana.
KEGIATAN
SEHARI-HARI SANG BHAGAVA
Selama
empat puluh lima tahun Sang Bhagava membabarkan Dhamma dengan semangat. Dan
setiap hari Ia melakukan kegiatan rutin-Nya tanpa mengenal jenuh.
Kegiatan
harian yang dilakukan Sang Bhagava bisa dibagi ke dalam lima sesi, yaitu: (1)
kegiatan pagi (purebhatta kicca), (2) kegiatan siang (pacchabhatta kicca), (3)
kegiatan waktu jaga pertama malam (purimayama kicca), (4) kegiatan waktu jaga
pertengahan malam (majjhimayama kicca), dan (5) kegiatan waktu jaga terakhir
malam (pacchimayama kicca).
Kegiatan
Pagi (sekitar pukul 06.00 – 12.00)
Sang
Bhagava bangun pukul 04.00, kemudian setelah mandi Ia bermeditasi selama satu
jam. Setelah itu pada pukul 05.00, Beliau memindai dunia dengan Mata Buddha-Nya
untuk melihat siapa yang bisa Ia bantu. Pukul 06.00, Sang Bhagava menata jubah
bawah, mengencangkan ikat pinggang, mengenakan jubah atas, membawa mangkuk
dana-Nya, lalu pergi menuju ke desa terdekat untuk menerima dana makanan.
Terkadang Sang Bhagava melakukan perjalanan untuk menuntun beberapa orang ke
jalan yang benar dengan kebijaksanaan-Nya. Setelah menyelesaikan makan sebelum
tengah hari, Sang Bhagava akan membabarkan khotbah singkat; Ia akan mengukuhkan
sebagian pendengar dalam Tiga Pernaungan. Kadang Ia memberikan penahbisan bagi
mereka yang ingin memasuki Persamuhan.
Kegiatan
Siang (sekitar pukul 12.00 – 18.00)
Pada
waktu ini, biasanya digunakan oleh Sang Bhagava untuk memberikan petunjuk
kepada para bhikkhu dan untuk menjawab pertanyaan dari para bhikkhu. Setelah
itu Sang Bhagava akan kembali ke bilik-Nya untuk beristirahat dan memindai
seisi dunia untuk melihat siapa yang memerlukan pertolongan-Nya. Lalu,
menjelang senja, Sang Bhagava menerima para penduduk kota dan desa setempat di
aula pembabaran serta membabarkan khotbah kepada mereka. Saat Sang Bhagava
membabarkan Dhamma, masing-masing pendengar, walaupun memiliki perangai yang berlainan,
berpikir bahwa khotbah Sang Bhagava ditujukan secara khusus kepada dirinya.
Demikianlah cara Sang Bhagava membabarkan Dhamma, yang sesuai dengan waktu dan
keadaannya. Ajaran luhur dari Sang Bhagava terasa menarik, baik bagi khalayak
ramai maupun kaum cendekia.
Kegiatan
Waktu Jaga Pertama Malam (sekitar pukul 18.00 – 22.00)
Setelah
para umat awam pulang, Sang Bhagava bangkit dari duduk-Nya pergi mandi. Setelah
mandi, Sang Bhagava mengenakan jubah-Nya dengan baik dan berdiam sejenak
seorang diri di bilik-Nya. Sementara itu, para bhikkhu akan datang dari tempat
berdiamnya masing-masing dan berkmpul untuk memberikan penghormatan kepada Sang
Bhagava. Kali ini, para bhikkhu bebas mendekati Sang Bhagava untuk
menghilangkan keraguan mereka, ntuk meminta nasihat-Nya mengenai kepelikan
Dhamma, untuk mendapatkan objek meditasi yang sesuai, dan untuk mendengarkan
ajaran-Nya.
Kegiatan
Waktu Jaga Pertengahan Malam (sekitar pukul 22.00 – 02.00)
Rentang
waktu ini disediakan khusus bagi para makhluk surgawi seperti para dewa dan
brahma dari sepuluh ribu tata dunia. Mereka mendekati Sang Bhagava untuk
bertanya mengenai Dhamma yang selama ini tengah mereka pikirkan. Sang Bhagava
melewatkan tengah malam itu sepenuhnya untuk menyelesaikan semua masalah dan
kebingungan mereka.
Kegiatan
Waktu Jaga Terakhir Malam (sekitar pukul 02.00 – 06.00)
Rentang
waktu ini dipergunakan sepenuhnya untuk Sang Bhagava sendiri. Pukul 02.00
sampai 03.00, Sang Bhagava berjalan-jalan untk mengurangi penat tubuh-Nya yang
menjadi kaku karena duduk sejak fajar. Pukul 03.00 sampai 04.00, dengan
perhatian murni, Ia tidur di sisi kanan-Nya di dalam Bilik Harum-Nya. Pada
pukul 04.00 sampai 05.00, Sang Bhagava bangkit dari tidur, duduk bersilang kaki
dan bermeditasi menikmati Nibbana.
Demikianlah
kegiatan harian yang dilakukan oleh Sang Bhagava, yang Ia lakukan sepanjang
hidup-Nya.
Bersambung...
============================================
=====================================